Headlines News :
Home » » FORMASI JUARA PERSIK TAHUN 2006

FORMASI JUARA PERSIK TAHUN 2006

Written By Yuda Langgeng on Minggu, 04 Agustus 2013 | 20.51

semoga tahun depan persik lolos ke rumah lamanya ISL , DAN langsung menyabet gelar juara di pentas ligina..,
berikut cerita perjalanan PERSIK maupun persikmania menjelang jadi juara.

Malam itu Kediri bagai kota mati. Sebagian warganya berbondong-bondong ke stadion Manahan Solo. Sedangkan sisanya tak bisa mengalihkan pandangan dari televisi di rumah masing-masing. Semua perhatian tertuju pada partai final Liga Indonesia 2006 yang mempertemukan tim dengan koleksi masing-masing satu gelar Liga Indonesia, Persik Kediri vs PSIS Semarang.



Bisa dibilang perjalanan Persik menuju partai final sangatlah mulus. Di babak reguler, Persik menjadi runner-up wilayah dua dengan predikat tim paling produktif, mencetak 53 gol dan kemasukan 24 gol. Persik kembali menunjukkan tajinya dengan memuncaki Grup Barat pada babak 8 besar. Di semifinal, Persik mengandaskan perlawanan Persmin Minahasa, tim yang menjadi juara grup wilayah dua, dengan skor meyakinkan 3-1. Aku cukup beruntung bisa hadir langsung di Solo saat partai terkahir 8 besar melawan Arema dan juga semifinal.


Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. FIFA anthem berkumandang mengiringi pemain dari kedua kesebelasan memasuki lapangan pertandingan. Persik sangat serius menghadapi partai puncak ini. Pelatih Daniel Roekito menurunkan tim terbaiknya dengan starting XI dengan formasi 3-5-2 sebagai berikut.


Dalam partai yang dipimpin oleh wasit Jimmy Napitupulu ini, kedua tim bermain sama bagus. PSIS dan Persik menyajikan permainan saling menyerang, dan ketat menjaga pertahanan. Ujung tombak Persik, Cristian ‘El Loco’ Gonzales, berkali-kali mengancam gawang I Komang Putra. PSIS juga berkali-kali membuka peluang gol melalui duet Imral ‘Korea’ Usman dan Emmanuel ‘Cachi’ de Porras. Hingga babak pertama usai, kedudukan masih bertahan tanpa gol.

Di babak kedua, Persik sedikit mendominasi serangan. Striker asli Kediri yang berjuluk si piton, Budi Sudarsono, berkali-kali mengacaukan lini pertahanan tim Mahesa Jenar yang dijaga trio Fofee Kamara, Maman Abdurrahman, dan Modestus Setyawan. Kelincahan mengocek bola dan tendangannya yang tak terduga berkali-kali membuat deg-degan jantung I Komang Putra. Sebaliknya, PSIS berbalik mengancam lewat serangan balik yang masih bisa diamankan oleh penjaga gawang Wahyudi. Supporter kedua kubu dipaksa beberapa kali untuk menahan napas.

Alhasil, hingga pertandingan berjalan 2×45 menit tak satu pun gol tercipta. Permainan pun dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2×15 menit. Gemuruh dukungan dari kedua kubu supporter semakin menjadi-jadi. Suaraku sudah mulai serak-serak kering. Tapi tak apalah demi mendukung tim tercinta. Di babak pertama extra-time, PSIS berhasil menggetarkan jala gawang Persik melalui sepakan kaki kiri M.Ridwan. Sorak sorai supporter PSIS menggelegar. Jantungku seakan copot waktu itu, lemas. Rasanya seperti cowok yang diputus ceweknya. Tapi ternyata bola tidak masuk ke gawang Wahyudi, cuma menyamping tipis di sisi sebelah kiri. Semangatku kembali bangkit berapi-api.

Keberuntungan bagi kami hadir di menit 107. Ebi Sukore menerima umpan terobosan dari Danilo Fernando. Gelandang asal Nigeria ini mengolah bola di sayap kanan, terus melaju mendekati gawang I Komang Putra, dan memberi umpan silang cantik ke pojok kanan gawang. Cristian Gonzales berhasil menanduk umpan matang Sukore dan menjebol gawang PSIS. Goooll!!!!! Aku menjerit histeris, berjingkrak kegirangan. Persikmania dengan kompak bersorak tanpa dikomando. Tribun seakan runtuh.

Di menit-menit akhir suasana mulai memanas. Nyanyian kemenangan semakin kencang. Persikmania mulai turun ke area sentelban. Ada beberapa oknum di luar stadion yang melakukan lempar jumroh ke tribun Persikmania. Persikmania kecil yang duduk persis di atasku menjadi korban. Darah segar mengucur dari kepalanya. Kami menolongnya turun ke sentelban untuk mendapatkan pengobatan dari panpel. Begitu peluit akhir dibunyikan, suasana seakan pecah. Ketegangan langsung pudar. Niatan Persikmania untuk langsung menyerbu lapangan berhasil dihalau oleh anjing-anjing besar yang di bawa polisi. Maklum orang lebih takut anjing daripada polisi.

Inline image 3
Baru saat prosesi penyerahan piala, Persikmania bisa menginjak rumput stadion. Aku pun tak ketinggalan mendekat ke panggung penyerahan. Hadiah yang diterima Persik malam itu adalah uang sebesar 1,5 milyar rupiah, piala presiden, dan medali emas untuk para pemain dan official tim. Persik juga berhak mewakili Indonesia di kancah Liga Champions Asia 2007. Cristian Gonzales mendapat penghargaan pribadi sebagai top scorer dengan torehan 29 gol. Dia mendapatkan sepatu emas dan uang sebesar 50 juta rupiah. Namun sayang gelar pemain terbaik lepas dari tangan Persik. Bek PSIS, Maman Abdurrahman, berhasil menyabet gelar tersebut. Sebagian besar Persikmania berpendapat bahwa Harianto mungkin lebih layak untuk mendapatkannya.

Persikmania benar-benar berpesta malam itu. Dukungan mereka sepanjang musim dibayar lunas dengan keberhasilan Persik menjadi juara. Malam mulai larut, Persikmania dengan tertib kembali ke parkiran bus melalui sebuah jembatan kecil dari kayu. Kami pun merasa bak seorang artis yang dielu-elukan. Perjalanan pulang menuju Kediri diiringi dengan lambaian tangan dan ucapan selamat dari warga Solo di sepanjang jalan kota Batik itu.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

News

Selengkapnya »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PERSIKMANIA GCP - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger